Berita Terhangat

LSF, Selamatkan Adik-Adik Kami! Sekarang Juga


“Dragon screamer, dragon fever. No question”, masih inget lirik di samping?. Yah, lirik di samping merupakan lirik pemain bola idola kita semua, Captain Tsubasa. Sejenak mari kita merenung masa-masa indah nan seru saat menonton televisi. Hampir setiap stasiun televisi baik negeri maupun swasta menayangkan film kartun. Lantas bagaimana nasib adik-adik kita dewasa ini?.


Saya –dan mungkin semuanya- seringkali mengelus dada melihat tayangan yang ditampilkan beberapa stasiun televisi. Sebut saja Ganteng-Ganteng Serigala, sejatinya pun penulis menyukai salah satu kisah yang ada didalam cerita, yakni kisah sang vampir bungsu keluarga Agra dengan Sisi, teman satu sekolahnya. Namun sinetron tersebut kurang pantas dan sesuai bila ditayangkan pada jam dimana anak-anak usia sekolah belajar atau mengerjakan PR yang harus dikumpulkan keesokan harinya.
Mengingat sinetron di atas yang menayangkan adegan-adegan dewasa, lantas dimana fungsi Lembaga Sensor Film atau yang biasa kita sebut LSF?. Lembaga Sensor Film (LSF) adalah sebuah lembaga yang bertugas menetapkan status edar film-film di Indonesia. Sebuah film hanya dapat diedarkan jika dinyatakan "lulus sensor" oleh LSF. LSF juga mempunyai hak yang sama terhadap reklame-reklame film, misalnya poster film. Selain tanda lulus sensor, lembaga sensor film juga menetapkan penggolongan usia penonton bagi film yang bersangkutan.
Dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman disebutkan bahwasanya perfilman memiliki beberapa fungsi yakni budaya; pendidikan; hiburan; informasi; pendorong karya kreatif; dan ekonomi. Dari fungsi inilah mari kita sedikit mengkaji esensi dalam sinetron Ganteng-Ganteng Serigala.
Fungsi pertama yang tercantum dalam Undang-undang perfilman adalah budaya, budaya siapakah atau budaya dari manakah yang diadopsi oleh film tersebut?, barangkali bila kita semua berkumpul akan tercipta jawaban “baraaaat” secara koor. Ya, budaya yang disampaikan adalah budaya barat. Bukan budaya Indonesia yang santun serta ketimur-timuran. Fungsi kedua, pendidikan. Televisi merupakan salah satu media yang tepat guna menyalurkan pengetahuan dan mendidik para penonton. Namun bila dilihat, unsur pendidikan yang diberikan sangat sedikit bahkan tidak ada dalam film tersebut. Mendidik anak-anak untuk segera dewasakah yang dimaksud?, semoga tidak!. Bagaimana dengan informasi? Menginformasikan kepada para menonton bagaimana seseorang meminta maaf kepada orang yang dicintainya dengan mendekatkan wajah sehingga tersisa jarak 1 cm?. Informasi yang baik untuk para penonton dewasa namun buruk bagi penonton seusia adik-adik kita semua.

Saya pikir, tidak perlu mengulas fungsi-fungsi setelahnya. Mari selamatkan adik-adik kita, mari selamatkan generasi negeri yang kita cinta, selamatkan mereka yang nantinya memimpin bangsa!! 

author

Posting ini ditulis oleh :

Nadya Bulqis
Mahasiswi Semester IV Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
Lebih Lengkap Tentang Penulis Kunjungi:

No comments:

Post a Comment

DMCA.com Protection Status Republik Borzil | Distributed By Blogger Templates | Designed By Templateism.com

Theme images by sndr. Powered by Blogger.