Cukup tersentak, ketika salah seorang yang kusebut sahabat sebab dilepas pada hari, bulan dan tahun yang sama dalam satu naungan 362211 meski belum sempat kujumpai sampai saat ini, memintaku untuk menulis!
sungguh, aku rindu menulis,..
rasanya huruf-huruf kijang yang terpenjara dalam otak mulai menari-nari minta ditumpahkan.,
waktu luang juga terasa sudah berteriak-teriak minta dipakai,.
Biar kucoba menelisik
TENTANG
SEJUTA JASA TMI
Yang bila ku-urai atau aku rangkai semalam suntuk tidak akan rampung. Sebab ada banyak hal yang terlewati dan barangkali tak sempat disemai namun tercatat ramah oleh sejarah. Pertama, tentang “Al-Amien Pondokku Bagaikan Ibu kandungku”. Yang bila diresapi dengan sangat cermat, penggalan hymne ini memiliki Mafhum Muwafaqoh bahwa ada surga bertebaran di kaki-kaki Al-mamater kita tercinta ini, karna kata kunci yang digunakan adalah “Ibu” Al-umm taj’alu al-jannati tahta rijlaiha. Betapa tidak, safar kita semua adalah tiket cuma-cuma mengetuk pintu surga, apalagi berdiam dan menjalankan semua titah Al-mamater, mulai sejak fajar menyingsing diufuk timur, kami digiring menemui rajanya dunia yang dikemas dalam frame Qiyamul Lail, lalu dilanjutkan dengan serempak menyenandungkan cerita cinta sang Khaliq pada Muhammad yang terakmum dalam satu kitab yang tiada tertandingi keindahan bahasa dan keberagaman kisah didalamnya (Al-Qur’an Al-Karim), meski kadang terhanyut dalam kantuk, hingga senja mulai temaram, lalu serentak kami bergegas menjemput malam dengan rinai tawa yang sesekali diselingi tangis. Muwaajah bersama, Mad’uwah bersama, rebutan setor Nushus dkk,. Until the bell rang, it was bedtime lalu kawan yang disebrang mulai bersenandung “Ayyuhal ikhwaaaan,.. qad haanaa mau’idu ar-rahati wannauuum,..” segera seperti terarak berpulang ke maskan masing-masing, gosok gigi, wudhu’, serempak berdo’a, sebagian ada yang hajat sebelum terlelap. Inilah yang kusebut tiket Cuma-Cuma. Sayang, kita tak lagi bisa menikmatinya bersama saat ini, sebab alur cerita telah menjemput dan membawa kita pada serangkaian masa depan dengan setting dan latar yang beragam. Semoga tetap Istiqomah!


No comments:
Post a Comment