Berita Terhangat

Baju = Identitas


Sebenarnya saya bingung mendefinisikan baju, apa sih itu baju...? padahal setiap hari saya tidak lepas dari eksistensi baju itu sendiri, mungkin saat mandi saja dilepas, saya kira andapun demikian, nah, dari kebingungan diatas saya mencoba berfikir tentang baju, oh iya...! baju itu hanya sebatas pelindung dan penutup kemaluan.
***
Baju sudah mendarah daging dalam diri kita, disadari atau tidak, setiap hari kita sering mengikuti tren mode tentang baju, ketika pergi ke sebuah pesta, kantor, dan ketika ibadahpun demikian, secara tidak langsung sudah menjadi peraturan untuk memilah-memilih baju yang harus dipakai.
Dalam keragaman budaya, ras, suku dan agama juga mempunyai perbedaan dalam penataan baju, baju sekarang hanya sebagai pelindung dan penutup kemaluan, kenapa demikian, lihat saja realita yang ada disekeliling kita. Nah kenapa, orang yang mengaku beragama Islam sendiri, yang punya peraturan tentang baju, lupa dengan bajunya, mereka berlomba-lomba hanya menutup badan yang dianggap malu ketika dilihat oleh orang lain terutama lawan jenis, Ini sudah melanggar haknya sendiri. Sebenarnya tidak ada peraturan yuridis tentang baju akan tetapi kita juga mempunyai batasan kesopanan memakai baju.
Pemerintah juga tidak siap memakai baju, karena bukan hanya pakaian yang kita anggab baju. Sepeda motor, mobil, rumah dan jabatanpun sebenarnya adalah baju. Jika sudah diberikan kepeercayaan kekuasaaan untuk diemban, agar mempunyai kesadaran tanggung jawab atas baju yang dipakai.
Contoh rilnya kita sendiri sebagai mahasiswa secara langsung tidak berupaya menyatukan baju dengan kelakuan kebiasaan setiap hari beda dimana saat masa-masa Gie dan Ahamad wahib kuliah dulu literasi sangat membuming. Dan jika seorang guru, polisi, pejabat pemerintah, menyalah gunakan baju, berarti sudah korupsi dengan baju.
Jauh menatap berbagai corak baju yang kita pakai, batik, koko, atau baju seragam sekolah pada saat TK sampai SMA sesungguhnya memiliki hal yang di inginkan sebagai pemersatu dengan lainnya, akan tetapi baju sekarang sudah di kotak-kotakkan, yang miskin, yang kaya, pejabat, petani dan lain sebagainya.
Sungguh ironis ketika kita memakai baju, sesungguhnya baju itu sudah hilang, baju itu sudah musnah ditelan zaman dan keangkuhan manusia, akankah aku akan malu memakai baju, sehingga bajuku juga lusuh tidak ada arti, hanya tinggal nama baju, sering kita lupa dengan baju yang dipakai, kapan, diman, dengan siapa, kita juga sering meniggalkan baju sembarangan, ingatkah kita kapan terkahir memakai baju.

*haruskah kita memakai baju***

Penulis : Ach. Fitri

Mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Terimakasih telah membaca tulisan ini. Wajarlah jika masih banyak kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan masukan, saran ataupun teguran bila itu sebagai pelajaran untuk perbaikan di masa mendatang. 
Sosmed :

No comments:

Post a Comment

DMCA.com Protection Status Republik Borzil | Distributed By Blogger Templates | Designed By Templateism.com

Theme images by sndr. Powered by Blogger.